Pendahuluan
Dalam salah satu ceramahnya, Syaikh Dr. Abdul Razzaq Al-Badr membahas pertanyaan yang diajukan kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah tentang lemah semangat, kemalasan, dan kebingungan yang sering dialami seseorang. Pertanyaan dan jawaban ini menjadi harta berharga yang dapat membimbing kita dalam mengatasi hambatan spiritual dan psikologis dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah radhiyallahu ‘anhu, semoga Allah merahmatinya dan memberinya surga, ditanya:
Apa obat bagi seseorang yang dikuasai oleh penyakit spiritual? Bagaimana cara mengatasi kebingungan yang mendominasi? Apa yang harus dilakukan oleh orang yang dikalahkan oleh kemalasan? Bagaimana jalan menuju taufik? Apa solusi bagi mereka yang diliputi kebingungan?
Ketika ia berusaha menghadap kepada Allah, nafsunya menghalangi. Saat ia mencoba berdzikir, pikirannya terganggu. Jika ia ingin beramal, kemalasan menguasainya. Meskipun ia berusaha mengalahkan hawa nafsunya, tetap saja ia merasa bingung, sadar namun seperti orang yang mabuk.
Jika ia ingin mendekat kepada Kekasih (Allah), berbagai sebab terpecah dan jarak semakin jauh. Ia meninggalkan kerabat dan kenalan dengan harapan menemukan kecukupan, dan untuk itu ia dibantu. Namun yang didapat hanyalah kebingungan dan ketidakpedulian. Apakah orang yang meminta perlindungan seperti ini akan dihinakan?
Jawaban Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Beliau radhiyallahu ‘anhu menjawab:
Obatnya adalah dengan berlindung kepada Allah Ta’ala, terus-menerus merendahkan diri di hadapan-Nya, dan berdoa menggunakan doa-doa yang diajarkan oleh Nabi (ma’tsur). Usahakan berdoa pada waktu-waktu yang mustajab, seperti di akhir malam, antara adzan dan iqamah, saat sujud, dan setelah shalat wajib.
Perbanyaklah istighfar, karena siapa yang beristighfar dan bertaubat kepada Allah, Dia akan memberinya kenikmatan yang baik hingga waktu yang ditentukan. Tetapkan wirid dzikir di pagi dan petang serta sebelum tidur.
Bersabarlah atas segala penghalang dan rintangan, karena tidak lama lagi Allah akan menguatkan dengan pertolongan-Nya dan menanamkan iman dalam hatinya.
Usahakan menyempurnakan shalat lima waktu, baik secara lahir maupun batin, karena shalat adalah tiang agama.
Biasakan mengucapkan ‘La haula wa la quwwata illa billah al-‘Aliyyil ‘Azhim’ (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung). Perbanyaklah ucapan ini, karena sebagaimana disebutkan dalam hadits: ‘La haula wa la quwwata illa billah’, dengan itu beban menjadi ringan, kesulitan teratasi, dan derajat yang tinggi diraih.
Jangan bosan untuk berdoa dan memohon, karena seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak terburu-buru berkata: ‘Aku telah berdoa tetapi belum dikabulkan.‘
Ketahuilah, pertolongan datang bersama kesabaran, kelapangan bersama kesulitan, dan bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
Tidak ada seorang pun yang mendapatkan kebaikan besar, baik Nabi maupun selainnya, kecuali dengan kesabaran.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Komentar Syaikh Dr. Abdul Razzaq Al-Badr
Setelah membacakan pertanyaan dan jawaban tersebut, Syaikh Dr. Abdul Razzaq Al-Badr menambahkan:
Inilah pertanyaannya, dan jawabannya meskipun ringkas, namun sangat mencakup dan sangat bermanfaat.
Kesimpulan
Dalam jawabannya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan panduan yang komprehensif untuk mengatasi lemah semangat, kemalasan, dan kebingungan. Beberapa poin penting yang bisa kita ambil adalah:
- Berlindung dan merendahkan diri kepada Allah, serta berdoa dengan doa-doa yang diajarkan Nabi pada waktu-waktu mustajab.
- Memperbanyak istighfar, karena istighfar mendatangkan kenikmatan dan kebaikan.
- Menetapkan wirid dzikir di pagi, petang, dan sebelum tidur sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
- Bersabar terhadap penghalang dan rintangan, karena kesabaran adalah kunci datangnya pertolongan dan iman yang kuat.
- Menyempurnakan shalat lima waktu dengan khusyuk, karena shalat adalah tiang agama.
- Memperbanyak ucapan ‘La haula wa la quwwata illa billah al-‘Aliyyil ‘Azhim’, yang membantu meringankan beban dan menghadapi kesulitan.
- Tidak bosan dalam berdoa dan memohon, karena doa membutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk dikabulkan.
- Meyakini bahwa pertolongan datang bersama kesabaran, dan di balik kesulitan pasti ada kemudahan.
Dengan mengikuti arahan ini, kita dapat mengatasi kelemahan dan kebingungan yang kita hadapi, serta mencapai tujuan spiritual kita dengan izin dan pertolongan Allah Azza wa Jalla.