Kita harus menerima diri apa adanya dan terus belajar serta bertumbuh. Jangan terlalu keras menghakimi diri. Kita semua rentan, namun ada kekuatan dalam mengenali kerapuhan diri. Daripada terus bertanya “mengapa”, lebih baik fokus pada “bagaimana” - bagaimana kita membuat diri kita merasakan apa yang kita rasakan.
Kita tidak bisa mengubah orang lain, tapi kita punya kekuatan untuk mengontrol diri sendiri, mengubah reaksi, prioritas, sistem keyakinan, dan respon kita. Bahkan saat merasa tidak berdaya, kita masih bisa memilih cara berpikir dan berhubungan dengan orang lain.
How We Love - Membangun Hubungan yang Kuat dan Bermakna
Di zaman ketika kemandirian dianggap yang utama, kita sebagai manusia tidak akan pernah benar-benar mandiri. Kita bergantung pada orang lain di setiap aspek kehidupan kita. Tidak ada yang namanya kemandirian total. Kita membutuhkan orang lain untuk memasok beras, membutuhkan orang lain untuk menemani kita. Meskipun beberapa dari kita telah mencoba keluar dari semua ini, namun mau tidak mau ini akan tetap bersinggungan dalam kehidupan kita.
Kepribadian kita tidak seperti hewan-hewan lainnya. Kita berkembang dan memiliki identitas sesuai hubungan pengasuhan awal kita. Semua bersumber dari hubungan sosial. Psikoanalisis dan dokter anak Donald Winnicott pernah berkata, “Tidak ada yang namanya bayi, hanya ada bayi dan ibu.” Inilah yang membuat kita menjadi makhluk yang membutuhkan hubungan sepanjang hidup kita dan merasa menjadi bagian dari dunia yang luas.
Saya pribadi menemukan bahwa masalah psikologi yang saya alami bermula dari hubungan mereka dengan lingkungan masa lalu. Masalah ini mempengaruhi sistem kepercayaan saya dan membuat saya terjebak. Dua tahun yang lalu merupakan periode perubahan jiwa sosial yang signifikan bagi saya. Saya menyadari bahwa manusia adalah organisme yang saling membutuhkan.
Dalam novel “Kitchen” karya Banana Yoshimoto, saya belajar tentang pentingnya memupuk hubungan manusia. Yoshimoto menuliskan,
Kupikir, betapa menyedihkan; kematian bukan akhir dari segalanya tetapi entah bagaimana kita bisa bertahan dan melanjutkan hidup. Bahkan tanpa kehadiran orang yang kita cintai.
Saat orang sedang sekarat, mereka sering kali menyadari bahwa hal yang paling penting dalam hidup mereka adalah hubungan dengan orang lain.
Hubungan bisa menjadi rumit karena kita semua berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan ini mencakup kebiasaan, dinamika keluarga, bahasa, dan cara melakukan sesuatu. Kita masing-masing memiliki sistem kepercayaan dan cara bekerja sama yang unik. Menemukan cara agar hubungan bisa berhasil memang penting, tapi tentu saja tidak mudah. Diperlukan usaha dan pemahaman dari semua pihak yang terlibat.
Untuk membangun hubungan yang kuat, kita harus belajar menghargai perbedaan dan menemukan titik tengah yang bisa diterima bersama. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita bisa membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati, baik dengan pasangan, keluarga, teman, maupun rekan kerja.
Kita lanjutkan ke aku mendambakan sebuah hubungan.