Pada tahun 2017, saya diperkenalkan dengan Linux, HTML, CSS, dan JavaScript. Di awal pembelajaran, saya mengalami kesulitan memahami konsep div. Butuh waktu sekitar dua bulan hingga akhirnya saya dapat membebaskan diri dari kungkungan semantic HTML dan mulai terbiasa dengan kebebasan menggunakan div. Selama proses belajar ini, saya terbiasa dengan konsep semantic dan pentingnya penggunaan komentar agar kode mudah dibaca.
Dalam hal CSS, saya lebih menyukai yang murni dan sebisa mungkin menghindari penggunaan JavaScript demi alasan performa. Jika sebuah tampilan dapat dibuat stabil dan fungsional hanya dengan menggunakan HTML dan CSS, maka saya merasa tidak perlu melibatkan JavaScript. Konsep fundamentalis yang saya anut inilah yang membuat saya cepat tanggap dengan HTMX.
Pengalaman pertama saya berinteraksi dengan Linux adalah melalui sebuah laptop Fujitsu merah yang memiliki bobot sekitar 4 kg. Saat itu, saya menginstal Linux Mint dan mulai terbiasa dengan antarmuka baris perintah (CLI). Saya mengunduh berbagai buku tentang Linux dan berusaha mempelajarinya. Rasanya menyenangkan dapat menggunakan komputer dengan bebas.
Bagi saya, komputer adalah rekan untuk berpikir, berkarya, berteman dengan komunitas, dan berbahagia. Ponsel saya kala itu adalah Nokia Android mungil berwarna biru. Melalui perangkat tersebut, saya mengasah kemampuan dalam HTML, CSS, JavaScript, dan Python. Salah satu momen paling berkesan adalah saat saya belajar coding di samping jendela pada sore hari sambil menyeruput segelas Energen panas.